Perjalanan Sejarah Kota Jakarta: Dari Sunda Kelapa Hingga Ibukota Negara
Perjalanan Sejarah Kota Jakarta: Dari Sunda Kelapa Hingga Ibukota Negara
Kota Jakarta, ibukota Indonesia yang kaya akan sejarah panjangnya. Dulu, sebelum dikenal sebagai Jakarta, kota ini dikenal sebagai Sunda Kelapa. Sebuah pelabuhan yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Nusantara pada abad ke-16. Dari sinilah dimulai perjalanan sejarah Kota Jakarta yang begitu berwarna.
Menurut sejarawan Indonesia, Prof. Dr. Slamet Muljana, Sunda Kelapa merupakan pelabuhan penting pada masa itu. “Sunda Kelapa menjadi pusat perdagangan yang vital bagi Kerajaan Pajajaran,” ujarnya. Pelabuhan ini menjadi saksi bisu dari kejayaan Kerajaan Sunda yang pernah berdiri di wilayah Jawa Barat.
Namun, pada tahun 1527, Sunda Kelapa jatuh ke tangan pasukan dari Kesultanan Demak yang dipimpin oleh Fatahillah. Kota ini pun berganti nama menjadi Jayakarta, yang berarti “kota kemenangan”. Peristiwa ini menandai awal dari kekuasaan Islam di wilayah Jakarta.
Seiring berjalannya waktu, Belanda datang dan menjajah Jayakarta pada tahun 1619. Mereka kemudian mengubah nama kota ini menjadi Batavia. Menurut sejarawan Belanda, Prof. Dr. Leonard Blussé, Batavia menjadi pusat perdagangan rempah-rempah terbesar di Asia pada abad ke-17.
Pada masa penjajahan Belanda, Batavia tumbuh pesat sebagai kota kolonial yang modern. Banyak bangunan-bangunan megah dibangun, seperti Gereja Blenduk dan Stadhuis. Kota ini juga menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda di wilayah Nusantara.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Jakarta pun ditetapkan sebagai ibukota negara. Presiden pertama Indonesia, Soekarno, menegaskan pentingnya Jakarta sebagai pusat pemerintahan. “Jakarta harus menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” ujarnya.
Dari Sunda Kelapa hingga Ibukota Negara, perjalanan sejarah Kota Jakarta memang sangat menarik untuk diikuti. Kota ini telah melalui berbagai fase perkembangan yang menggambarkan keberagaman budaya dan sejarah Indonesia. Semoga keberagaman ini tetap terjaga dan menjadi kekuatan bagi kemajuan Jakarta ke depan.